Saya ada kesempatan ber-mudik di tahun ini. Alhamdulillah, saya sangat senang sekali karena sudah 2 tahun saya tidak mengunjungi kakek saya.
Suatu hari, saat di kampung nenek, ayah saya ikut pergi berburu tupai bersama paman saya. Ternyata, ayah saya sempat terpeleset di tanah dekat rumah teman paman saya.
Sepulang dari pergi berburu, mereka semua kembali kerumah dan bercerita seputar perburuan tadi . Ibu saya sempat terkejut dan kaget bukan main mendengar ayah saya yang terpeleset disana tadi.
Saya sempat bingung, apa yang harus dikejutkan dari peristiwa terpeleset tadi ? Bukankah terpeleset adalah hal biasa ? Saya bertanya pada Ibu saya. Ibu saya menjelaskan bahwa yang membuatnya sangat terkejut adalah tempat lokasi ayah saya terpeleset tadi. ada apa ? kenapa ? karena tempat ayah saya terpeleset tadi adalah lokasi yang memiliki "luweng" .
Sungguh aneh kalimat "luweng" itu tadi. seumur umur saya tidak pernah mendengar kalimat tersebut.
Luweng itu apa ? Apa itu bahasa jawa ? Artinya apa ?
Menurut cerita dari Ibu saya, Luweng itu adalah seperti sungai dibawah tanah.
Jadi, mungkin jika dari atas, permukaan tanah itu datar, biasa saja seperti permukaan - permukaan tanah biasanya. Namun, bila secara tidak sengaja kita menginjak tanah tersebut, bisa saja kita langsung terjeblos masuk ke dalam tanah dan terbawa arus sungai dibawah tanah tersebut.
Kakek saya pun menambahkan cerita ibu saya. Beliau mengatakan bahwa pada jaman dahulu, pernah ada yang mencoba membuktikan kebenaran luweng tersebut dengan membuang binatang peliharaanya, contohnya anjing. Orang - orang tersebut mengira anjingnya telah mati, namun betapa kagetnya mereka bahwa anjingnya itu, ternyata masih hidup NAMUN anjing itu muncul dari tempat yang berbeda. Muncul dari luweng yang lokasinya berbeda, sangat jauh dari luweng sebelumnya. Jika anjing itu dibuang di luweng dari desa sini, bisa saja nanti munculnya di desa yang berbeda.
Saya pikir cerita tersebut hanyalah mitos. Cerita mistis orang jaman dahulu. Karena saya penasaran, saya mencoba mencarinya di internet. Walah, ternyata saya yang malah. Ternyata dalam ilmu geologinya ada. Luweng itu memang ada. Luweng itu terbentuk pada tanah yang batuan dasarnya dari gamping .
[1]. Pada awalnya ada sebuah retakan yang membentuk lubang akibat masuknya air. Daerah ini biasanya terjadi pada daerah yg tersusun oleh batu gamping. Batugamping ini relatif mudah larut daripada batupasir (batuan yang tersusun oleh pasir, biasanya mineral kuarsa).
Relatif mudah terlarutkan ini jangan coba-coba di rumah melarutkan batugamping ya,proses pelarutan ini berjalan dalam puluhan ribu tahun juga.
[2]. Karena adanya aliran bawah tanah, maka akan muncul rongga karena bagian bawah terjadi erosi oleh aliran sungai bawah tanah.
[3-4-5-6]. Proses ini berlangsung terus menerus dengan kikisan serta jatuhan dari batuan diatasnya. Hingga akhirnya bolongan ini membentuk ruang cukup lebar dan “jembatan” dibagian atas tidak kuat menahan dan …
BLUNG ! Lubang ini tidak seluruhnya memenuhi hingga dasar terbawah, karena volume yang mengisi batuan atas tidak seluruhnya hilang. Kedalaman lubang bisa mulai hanya beberapa meter hingga berukuran besar sedalam 100 meter seperti yang di Guatemala itu.
[8]. Proses pengendapan diatas cekungan ini akhirnya menutup Luweng yang seringkali tidak disadari oleh penghuni diatasnya.
Lalu, bagaimana mengenali kemungkinan terjadinya fenomena ini ?
semoga info ini bermanfaat untuk saya dan pembaca yang membaca : )
ref : http://rovicky.wordpress.com/2007/03/01/amblong/
Suatu hari, saat di kampung nenek, ayah saya ikut pergi berburu tupai bersama paman saya. Ternyata, ayah saya sempat terpeleset di tanah dekat rumah teman paman saya.
Sepulang dari pergi berburu, mereka semua kembali kerumah dan bercerita seputar perburuan tadi . Ibu saya sempat terkejut dan kaget bukan main mendengar ayah saya yang terpeleset disana tadi.
Saya sempat bingung, apa yang harus dikejutkan dari peristiwa terpeleset tadi ? Bukankah terpeleset adalah hal biasa ? Saya bertanya pada Ibu saya. Ibu saya menjelaskan bahwa yang membuatnya sangat terkejut adalah tempat lokasi ayah saya terpeleset tadi. ada apa ? kenapa ? karena tempat ayah saya terpeleset tadi adalah lokasi yang memiliki "luweng" .
Sungguh aneh kalimat "luweng" itu tadi. seumur umur saya tidak pernah mendengar kalimat tersebut.
Luweng itu apa ? Apa itu bahasa jawa ? Artinya apa ?
Menurut cerita dari Ibu saya, Luweng itu adalah seperti sungai dibawah tanah.
Jadi, mungkin jika dari atas, permukaan tanah itu datar, biasa saja seperti permukaan - permukaan tanah biasanya. Namun, bila secara tidak sengaja kita menginjak tanah tersebut, bisa saja kita langsung terjeblos masuk ke dalam tanah dan terbawa arus sungai dibawah tanah tersebut.
Kakek saya pun menambahkan cerita ibu saya. Beliau mengatakan bahwa pada jaman dahulu, pernah ada yang mencoba membuktikan kebenaran luweng tersebut dengan membuang binatang peliharaanya, contohnya anjing. Orang - orang tersebut mengira anjingnya telah mati, namun betapa kagetnya mereka bahwa anjingnya itu, ternyata masih hidup NAMUN anjing itu muncul dari tempat yang berbeda. Muncul dari luweng yang lokasinya berbeda, sangat jauh dari luweng sebelumnya. Jika anjing itu dibuang di luweng dari desa sini, bisa saja nanti munculnya di desa yang berbeda.
Saya pikir cerita tersebut hanyalah mitos. Cerita mistis orang jaman dahulu. Karena saya penasaran, saya mencoba mencarinya di internet. Walah, ternyata saya yang malah. Ternyata dalam ilmu geologinya ada. Luweng itu memang ada. Luweng itu terbentuk pada tanah yang batuan dasarnya dari gamping .
[1]. Pada awalnya ada sebuah retakan yang membentuk lubang akibat masuknya air. Daerah ini biasanya terjadi pada daerah yg tersusun oleh batu gamping. Batugamping ini relatif mudah larut daripada batupasir (batuan yang tersusun oleh pasir, biasanya mineral kuarsa).
Relatif mudah terlarutkan ini jangan coba-coba di rumah melarutkan batugamping ya,proses pelarutan ini berjalan dalam puluhan ribu tahun juga.
[2]. Karena adanya aliran bawah tanah, maka akan muncul rongga karena bagian bawah terjadi erosi oleh aliran sungai bawah tanah.
[3-4-5-6]. Proses ini berlangsung terus menerus dengan kikisan serta jatuhan dari batuan diatasnya. Hingga akhirnya bolongan ini membentuk ruang cukup lebar dan “jembatan” dibagian atas tidak kuat menahan dan …
BLUNG ! Lubang ini tidak seluruhnya memenuhi hingga dasar terbawah, karena volume yang mengisi batuan atas tidak seluruhnya hilang. Kedalaman lubang bisa mulai hanya beberapa meter hingga berukuran besar sedalam 100 meter seperti yang di Guatemala itu.
[8]. Proses pengendapan diatas cekungan ini akhirnya menutup Luweng yang seringkali tidak disadari oleh penghuni diatasnya.
Lalu, bagaimana mengenali kemungkinan terjadinya fenomena ini ?
- Pertama ini terjadi pada daerah yang batuan dasarnya (bedrock-nya” adalah batugamping.
- Gejala-gejala sebelum terjadinya amblesan ini sering didahului oleh gejala-gejala perubahan sitem hydrologi. Adanya danau baru segera setelah hujan (air limpasan) terutama pada daerah cekungan.
- Dijumpai retakan-retakan tanah. Misalnya pohon-pohon yang miring menuju kearah titik yang sama (pusat amblesan), pintu susah ditutup Selain bermudik, saya ternyata mendapatkan ilmu geologi baru . hehehe.
semoga info ini bermanfaat untuk saya dan pembaca yang membaca : )
ref : http://rovicky.wordpress.com/2007/03/01/amblong/
0 komentar:
Post a Comment